Jakarta, TERBITINDO.COM – Program pemberdayaan ekonomi lewat Koperasi Merah Putih di Papua menunjukkan kemajuan pesat. Hingga awal Juli 2025, realisasi program ini telah mencapai 88 persen, yang ditandai dengan semakin banyaknya desa dan kelurahan yang menggelar Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) sebagai tahapan awal pendirian koperasi.
Guna mempercepat implementasi di wilayah tertinggal seperti Papua, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terus memperkuat satuan tugas dari tingkat provinsi hingga ke desa. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat operasionalisasi Koperasi Merah Putih agar segera berdampak pada perekonomian masyarakat lokal.
Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa dan Daerah Tertinggal, Mulyadin Malik, mengungkapkan bahwa hingga 2 Juli 2025, dari total 999 desa dan kelurahan di Papua, sebanyak 88 persen telah berhasil membentuk koperasi.
“Dari angka tersebut, terdapat 51 kelurahan dan 948 kampung. Yang telah disensus mencapai 884, namun koperasi yang sudah berbadan hukum masih rendah, baru sekitar 16,8 persen,” jelas Mulyadin, Jumat (04/07/2025).
Koperasi Merah Putih hadir dengan pendekatan baru. Tidak hanya sekadar badan usaha, tetapi juga sebagai pusat ekonomi desa yang lebih fleksibel dalam hal pendanaan dan dilengkapi dengan gerai pelayanan masyarakat.
“Koperasi ini akan memiliki fasilitas seperti toko sembako, distribusi gas dan air minum, apotek, klinik desa, serta gerai hasil pertanian. Selain itu, tiap koperasi juga akan mengeksplorasi potensi lokal untuk dimaksimalkan,” tambahnya.
Kemajuan signifikan dalam program ini diyakini akan memperpendek mata rantai distribusi barang, mengurangi ketergantungan pada tengkulak, serta memperkuat roda ekonomi desa. Seluruh dana yang disalurkan melalui koperasi juga akan melalui proses verifikasi ketat guna memastikan transparansi dan tepat sasaran. (enjo)