FORMAS Kecam Pembubaran Retret di Sukabumi, Ajak Dialog Sebagai Solusi

by -861 Views
Ketua Umum FORMAS, Yohanes Handojo Budhisedjati

Jakarta, TERBITINDO.COM – Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS) mengecam tindakan pembubaran paksa kegiatan kerohanian retret di sebuah rumah singgah di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat 27 Juni 2025.

FORMAS menyebut perbuatan warga yang merusak rumah tempat retret dan pelarangan terhadap siswa yang melakukan retret merupakan tindakan yang melawan konstitusi. Mengancam toleransi, perdamaian dan dapat mengganggu keutuhan kehidupan sosial.

“FORMAS sangat prihatin terjadinya peristiwa tersebut. Padahal, semua warga negara dijamin Konstitusi untuk menjalankan aktivitas sesuai dengan keyakinan dan agama yang anut oleh setiap warga bangsa. Apa yang dilakukan dalam kegiatan retret tersebut tentu sejalan dengan ajaran nilai-nilai semua agama, yakni cinta kasih, saling menghormati, menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persaudaraan. Dalam kegiatan tersebut mereka juga diajak dan diajarkan untuk bagaimana menghargai perbedaan, dan membangun kehidupan yang harmonis,” kata Ketua Umum FORMAS, Yohanes Handojo Budhisedjati, dalam siaran pers, Kamis, 3 Juli 2025.

Handojo menyebut tindakan seperti ini sudah sering terjadi. Dampaknya mengancam keutuhan bangsa. Karena itu, ia meminta pihak berwajib untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut sehingga ke depan tidak ada lagi peristiwa serupa.

“Kami menilai, mungkin ada soal terkait perijinan atau aturan. Tapi, untuk menyelesaikannya tidak bisa dilakukan dengan cara spontanitas, itu bisa dinilai sebagai kekerasan. Tindakan seperti itu, selain melanggar konstitusi, juga melanggar Hak Asasi Manusia dan tidak sejalan dengan ajaran dan nilai-nilai universal cinta kasih dalam semua agama,” ujar Handojo.

Handojo menjelaskan, Indonesia adalah negara heterogen yang dikenal luas sebagai salah satu negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, perdamaian dan kerukunan yang dilandasi oleh Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Karena itu, FORMAS menghimbau agar peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Ia juga berharap agar tidak perlu beraksi berlebihan dan biarkan pihak berwajib untuk menyelesaikannya.

“Kami berharap, jika ada hal yang dianggap tidak sejalan dengan aturan atau konstitusi, mesti mengedepankan tradisi kita dengan cara silaturahmi. Kami mendorong untuk prioritaskan dialog, untuk menyelesaikan persoalan. Kita bangsa yang punya budaya persaudaraan yang sangat tinggi. Dialog menjadi solusi paling ampuh, sehingga tidak menimbulkan peristiwa yang dapat menggangu dan mengancam kehidupan sesama warga negara,” pungkasnya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.