Profil Paus Leo XIV, Sarjana Matematika dari Universitas Villanova

by -4122 Views
Bapa Suci Prevost, yang kini dikenal sebagai Paus Leo XIV

Jakarta, TERBITINDO.COM  – ROBERT Prevost, yang kini dikenal sebagai Paus Leo XIV, lahir di Chicago, Illinois, pada tahun 1955. Ia mencatat sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat, setelah terpilih menjadi paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik.

Pemilihannya dilakukan melalui konklaf yang berlangsung di Kapel Sistina pada Kamis (8/5). Tak lama setelah itu, ia tampil di balkon Basilika Santo Petrus mengenakan jubah putih dan merah, disambut riuh sukacita ribuan umat yang memadati alun-alun.

Mengenal Lebih Dekat Sosok Paus Leo XIV

Lahir pada 14 September 1955, Prevost memulai panggilannya dengan bergabung dalam Ordo Santo Augustinus (OSA) pada tahun 1977, lalu mengikrarkan kaul kekalnya pada 1981.

Dedikasinya terhadap misi gereja tercermin dari pengabdiannya selama lebih dari 20 tahun di Peru, di mana ia terlibat langsung dalam pelayanan pastoral dan bidang pendidikan.

Karier gerejaninya terus menanjak. Pada 2017, ia diangkat menjadi kardinal dan dipercaya memimpin Kongregasi untuk Uskup—sebuah posisi strategis yang memperlihatkan gaya kepemimpinannya yang inklusif dan efisien.

Ia pernah mengemban berbagai jabatan penting, mulai dari Kanselir di Prelatur Chulucanas, Rektor seminari Augustinian di Trujillo, hingga menjadi pengajar hukum kanonik, pastor paroki, direktur formasi, dan vikaris yudisial.

Riwayat Pendidikan

Prevost menyelesaikan studi sarjananya di Universitas Villanova, Pennsylvania, dengan fokus pada matematika.

Ia kemudian memperdalam ilmu teologi di Catholic Theological Union of Chicago. Guna memperluas wawasan kanon hukum Gereja, ia dikirim ke Roma untuk menempuh studi lanjutan di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas.

Kiprah dalam Struktur Hirarki Gereja

Pada tahun 2014, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai administrator apostolik Keuskupan Chiclayo, yang dilanjutkan dengan penahbisannya sebagai uskup setahun kemudian.

Di Peru, ia memainkan peran vital sebagai wakil ketua Konferensi Waligereja dalam menjaga kestabilan Gereja di tengah gejolak politik nasional.

Puncak pengangkatannya terjadi pada Januari 2023, ketika ia dipercaya memimpin Dikastri untuk Para Uskup—lembaga utama yang bertanggung jawab atas seleksi uskup sedunia. Hanya beberapa bulan berselang, tepatnya 30 September 2023, ia ditunjuk sebagai kardinal.

Pandangan Para Kardinal tentang Pilihan Paus Ini

Walaupun selama ini muncul kekhawatiran bahwa seorang Paus dari Amerika Serikat akan membawa beban geopolitik negaranya, pengalaman Prevost sebagai misionaris tampaknya mampu menghapus keraguan itu.

“Dia berasal dari Barat, tapi perhatiannya sangat kuat terhadap Gereja global,” kata analis Vatikan dari CNN, Elise Allen.

“Separuh lebih karier gerejanya justru dihabiskan di luar negeri, termasuk sebagai misionaris di Peru.”

Allen menambahkan bahwa Prevost dikenal sebagai pemimpin yang efektif tanpa bersikap otoriter.

“Sejak usia muda, ia sudah dipercaya dalam banyak peran penting. Ia tenang, adil, punya visi yang jelas, dan tak memaksakan kehendaknya. Ia bekerja dalam diam tapi membawa perubahan yang nyata. (Ns)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.