Jakarta, TERBITINDO.COM – Setelah penundaan penyaluran bantuan pangan beras, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memberikan bocoran kapan bantuan tersebut akan kembali digulirkan.
Dalam rapat koordinasi terbatas, Zulhas mengungkapkan bahwa penyaluran bantuan akan dilakukan pasca musim panen dan setelah Perum Bulog berhasil menyerap minimal 1,5 juta ton gabah petani. Ketahui lebih lanjut tentang syarat dan alasan di balik penundaan ini!
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa bantuan pangan beras dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan diluncurkan setelah musim panen, dengan syarat Perum Bulog telah menyerap minimal 1,5 juta ton gabah dari petani.
Penundaan ini diambil untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani, sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 14 Tahun 2025.
“Setelah Bulog berhasil membeli gabah sebanyak 1,5 juta ton, dan harga gabah petani mencapai paling rendah Rp 6.500 per kilogram, barulah kita bisa meluncurkan bantuan pangan dan SPHP,” ungkap Zulhas usai rapat di Gedung Graha Mandiri, Jakarta.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa penyaluran bantuan pangan beras untuk bulan Januari dan Februari telah ditunda.
Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis untuk memperbarui data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dan menjaga harga gabah petani selama musim panen.
Sampai 6 Februari, realisasi penyaluran SPHP beras baru mencapai 89.200 ton atau 29,74% dari total alokasi sebesar 300 ribu ton. Arief menambahkan bahwa penundaan ini bertujuan agar Bulog dapat fokus menyerap panen petani hingga mencapai 3 juta ton setara beras.
“Kami mengharapkan dukungan dari pimpinan daerah dan Satgas Pangan Polri untuk mengawasi proses penyerapan panen oleh pemerintah melalui Bulog,” tutup Arief.
Keputusan mengenai kapan kembali digulirkannya bantuan pangan beras dan SPHP akan ditentukan dalam rapat koordinasi bidang pangan berikutnya. (Tere)
