PLN Enjiniring: Melangkah Pasti Menuju Energi Bersih dan Net Zero 2060

by -4148 Views
Chairani Rachmatullah

Jakarta, TERBITINDO.COM – PLN Enjiniring menunjukkan komitmen solidnya untuk mendukung transisi energi ke arah emisi nol bersih pada tahun 2060.

Dengan strategi cerdas dan inovasi teknologi, perusahaan ini siap mengubah wajah industri energi di Indonesia, menciptakan peluang baru, dan melindungi lingkungan. Mari kita simak langkah-langkah yang mereka ambil!

PLN Enjiniring kembali mengukuhkan janji mereka untuk mendukung transisi energi dengan tujuan ambisius mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emission/NZE) pada tahun 2060.

Dalam sebuah paparan, Presiden Direktur PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah, menjelaskan berbagai strategi yang telah disiapkan, termasuk pengembangan energi terbarukan secara masif dan penerapan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Dengan visi yang jelas, PLN Enjiniring bertekad menjadi pelopor dalam perubahan positif ini.

Mengakselerasi Energi Terbarukan

Salah satu kunci dari strategi ini adalah skenario “Accelerated Renewable Energy Development” (ARED), yang bertujuan mempercepat transisi energi sekaligus menjaga keberlanjutan finansial.

Dalam rencana ini, PLN Enjiniring menargetkan pengembangan kapasitas energi terbarukan mencapai 480 GW hingga tahun 2060, dengan total investasi sekitar USD 700 miliar.

Ini bukan sekadar angka, tetapi sebuah langkah nyata untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau.

Transformasi Menuju Energi Bersih

PLN juga berkomitmen mengurangi ketergantungan pada batu bara secara bertahap. Rencana ini mencakup cofiring biomassa hingga 30% serta penggunaan hidrogen dalam pembangkit gas hingga 75% pada tahun 2060.

Lebih dari itu, perusahaan berencana mengintegrasikan energi nuklir dan sistem penyimpanan baterai skala besar (BESS) untuk menjaga stabilitas jaringan.

“Transisi energi bukan hanya soal mengganti sumber energi, tetapi juga memastikan keandalan sistem kelistrikan,” ungkap Chairani dalam pelatihan jurnalistik tentang Carbon Capture and Storage.

Teknologi CCUS

Salah satu inovasi penting dalam perjalanan menuju dekarbonisasi adalah teknologi CCUS. PLN menargetkan penerapan teknologi ini pada kapasitas pembangkit sebesar 2 GW pada tahun 2040, yang akan meningkat menjadi 19 GW pada tahun 2060.

Saat ini, PLN telah mengidentifikasi sekitar 37,6 GW pembangkit yang siap untuk teknologi ini.

Namun, tantangan tak kecil juga harus dihadapi, seperti dampak negatif terhadap kinerja pembangkit listrik konvensional serta biaya tambahan yang dapat menggandakan tarif listrik.

Membangun Infrastruktur

Demi mendukung transisi energi ini, PLN merencanakan pembangunan “Green Enabling Super Grid” sepanjang 70.000 km.

Proyek ambisius ini bertujuan mengintegrasikan sumber energi terbarukan dari berbagai pulau ke pusat-pusat permintaan utama di Jawa dan Bali.

“Kami menyadari bahwa pembangunan infrastruktur ini memerlukan investasi besar, tetapi manfaat jangka panjangnya bagi lingkungan dan masyarakat akan jauh lebih besar,” tambah Chairani.

Transisi energi ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga berpotensi menciptakan peluang kerja baru.

PLN memperkirakan bahwa hingga tahun 2050, transisi ini dapat menghasilkan 7 hingga 12 juta tahun kerja.

Selain itu, masyarakat juga akan merasakan dampak positif melalui penyediaan energi bersih yang berkelanjutan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Dengan langkah-langkah strategis ini, PLN Enjiniring optimis dapat berkontribusi pada target global pengurangan emisi dan membawa Indonesia menjadi salah satu pemimpin dalam energi terbarukan.

Bersama-sama, kita bisa mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan! (Enjo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.