Menaker Dorong Sinergi Pemerintah dan Serikat Pekerja Hadapi 3 Tantangan Ketenagakerjaan

by -676 Views

Jakarta,TERBITINDO.COM – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan ada tiga pekerjaan rumah utama yang perlu ditangani bersama oleh pemerintah dan serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB).

Tiga agenda penting tersebut adalah pembaruan regulasi, penguatan Gerakan Produktivitas Nasional, serta peningkatan keterampilan pekerja melalui upskilling dan reskilling.

“Ini bukan hanya tantangan, tapi juga peluang bagi kita untuk menyiapkan masa depan bangsa,” kata Yassierli dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, sejumlah isu ketenagakerjaan masih memerlukan solusi menyeluruh, di antaranya terkait upah minimum, tenaga kerja asing, PKWT, outsourcing, cuti, pesangon, hingga pemutusan hubungan kerja.

Karena itu, selain pemerintah dan serikat pekerja, dunia usaha juga didorong ikut berperan dalam menghadapi dinamika ketenagakerjaan.

Menurut Yassierli, hubungan industrial yang harmonis perlu ditingkatkan menuju hubungan industrial transformatif dengan produktivitas sebagai inti.

“Produktivitas kita masih 10 persen di bawah rata-rata ASEAN. Saya bermimpi SP/SB bisa menjadi motor penggerak produktivitas, bahkan konsultan dan pengampanye budaya kerja produktif,” ujarnya.

Kemnaker sendiri telah memulai pelatihan ahli produktivitas dan mengajak FSP LEM SPSI untuk ikut serta dalam program training of trainers agar manfaatnya dapat menyebar luas di seluruh Indonesia.

Selain produktivitas, peningkatan kompetensi pekerja juga dinilai krusial. Melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP), pemerintah terus memperbarui kurikulum agar sesuai kebutuhan industri.

Fasilitas ini diharapkan dimanfaatkan tidak hanya oleh pencari kerja, tapi juga serikat pekerja untuk mengasah keterampilan baru.

Lebih jauh, Yassierli menyebutkan bahwa Kemnaker mencanangkan slogan “A Nice Place to Grow” sebagai ruang berkelanjutan untuk pengembangan kapasitas pekerja.

Ia menargetkan produktivitas nasional meningkat hingga 260 persen agar Indonesia mampu sejajar dengan negara maju.

“Teknologi seperti AI bukan untuk menggantikan, melainkan mendukung kita. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja, saya yakin kita bisa melakukan lompatan besar menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya. (ns)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.