Jakarta, TERBITINDO.COM — Tim Dokter Forensik Brasil merilis hasil autopsi pendaki Gunung Rinjani asal Brasil, Juliana Marins.
Pemeriksaan medis menunjukkan Juliana meninggal akibat benturan hebat setelah terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani.
Berdasarkan laporan oglobo.com, hasil autopsi mengungkapkan adanya pendarahan internal akibat cedera pada organ vital.
Mengutip TV Globo, para ahli memperkirakan Juliana sempat bertahan hidup selama 10 hingga 15 menit pasca insiden terjatuh.
Dalam kondisi tersebut, kecil kemungkinan korban bisa bergerak atau memberikan respons berarti.
Kepolisian Sipil Brasil menyatakan dokumen autopsi tersebut telah dimasukkan sebagai barang bukti dalam kasus hukum yang masih dirahasiakan.
Selain itu, laporan autopsi juga mencatat Juliana mengalami fase stres berat dan kegagalan organ bertahap, yang dalam istilah medis disebut sebagai periode agonal.
Fase ini menggambarkan jeda antara cedera berat dengan kematian, ditandai kondisi tubuh yang mengalami tekanan hebat hingga organ-organ vitalnya tidak lagi berfungsi.
Meski luka yang diderita dipastikan fatal, para ahli meyakini Juliana sempat merasakan derita hebat selama beberapa menit menjelang kematiannya.
Juliana diketahui terjatuh pada Sabtu (21/6/2025). Setelah dilakukan pencarian intensif, tim SAR gabungan akhirnya menemukan keberadaan Juliana Marins pada Senin (23/6/2025).
Namun, medan yang terjal dan lokasi jenazah yang berada ratusan meter di dasar jurang membuat proses evakuasi berjalan sangat sulit. (ns)






