6 Fakta Menarik Gunung Lewotobi di Flores, NTT

by -873 Views

Jakarta, TERBITINDO.COM – Terletak di tenggara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Gunung Lewotobi dikenal sebagai gunung berapi kembar yang ikonik. Julukan ini bukan tanpa alasan—dua puncaknya, Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan, berdiri berdampingan layaknya pasangan suami istri.

Gunung Perempuan menjulang setinggi 1.703 meter di atas permukaan laut, sementara puncak Laki-laki mencapai 1.584 mdpl. Kedua puncaknya aktif secara vulkanik, dengan letusan besar terakhir dari Lewotobi Laki-laki tercatat pada tahun 2003. Namun, aktivitas kecil seperti emisi gas dan gempa mikro masih sering terjadi pada keduanya.

Tak hanya soal ketinggian dan aktivitas vulkanik, Gunung Lewotobi juga menyimpan banyak fakta menarik. Simak enam di antaranya berikut ini:

  1. Titik Pendakian Favorit Ada di Desa Bawalatang

Pendakian ke Gunung Lewotobi biasanya dimulai dari Desa Bawalatang yang terletak di ketinggian 344 mdpl. Lokasinya sekitar 20 menit dari jalan utama Trans-Flores, di antara Maumere dan Larantuka, tepatnya di daerah Boru.

Meski fasilitas akomodasi di kawasan ini terbatas, pendaki bisa bermalam di Maumere atau Larantuka, atau menginap secara sederhana di rumah warga desa.

Jalur awal akan melewati perkebunan dan hutan, dengan medan yang tidak selalu jelas, sehingga kehadiran pemandu lokal sangat dianjurkan. Tenang saja, di Bawalatang, Anda bisa dengan mudah mencari pemandu berpengalaman, terutama di kantor Pusat Vulkanologi setempat.

  1. Surga Tersembunyi bagi Para PemburuMeski termasuk gunung aktif, Lewotobi tak sering

didaki. Justru yang lebih sering naik ke sana adalah para pemburu lokal yang mencari rusa dan babi hutan.

Setelah melewati perkebunan kakao, pendaki akan memasuki hutan lebat—rumah bagi berbagai spesies burung langka seperti Burung Lulur Kaki Merah dan Megapodius reinwardt. Penduduk lokal bahkan punya sebutan khusus untuk tiap jenis burung.

Di ketinggian 1.053 mdpl, ada selokan berbatu yang biasa dijadikan tempat istirahat oleh para pemandu. Di sinilah jalur bercabang: ke kanan menuju Lewotobi Perempuan, dan lurus ke atas selokan ke arah Lewotobi Laki-laki.

  1. Akses Menuju Gunung Lewotobi

Akses menuju Lewotobi bisa dimulai dari Boru, yang terletak di antara dua kota besar: Maumere dan Larantuka. Meskipun Larantuka memiliki bandara, penerbangan ke sana bisa tidak menentu. Bandara Frans Seda di Maumere adalah pilihan yang lebih aman karena lebih sering melayani penerbangan dan lokasinya cukup dekat dari titik awal pendakian.

  1. Menapaki Jalur Menuju Lewotobi Perempuan

Perjalanan menuju puncak Lewotobi Perempuan dimulai dengan menyebrangi selokan berbatu menuju padang rumput tinggi yang dipenuhi pohon eukaliptus.

Jalurnya naik-turun dan tidak begitu jelas, tetapi setelah sekitar satu jam, Anda akan tiba di titik yang disebut jurang pemisah (1.228 mdpl) antara dua puncak. Di sini terdapat balok semen sebagai penanda jalur.

Menuju kawah Lewotobi Perempuan, Anda harus mendaki jalur lava purba dan batu besar. Di beberapa titik, terlihat alat sensor yang digunakan Pusat Vulkanologi Bawalatang untuk memantau aktivitas gunung.

  1. Panorama Eksotis di Ujung Tebing Kawah

Sekitar 45 menit dari jalur batu terjal, Anda akan disambut panorama menakjubkan: Puncak Lewotobi Laki-laki dan gunung misterius Ili Wukoh dengan puncaknya yang runcing.

Anda akan mencapai batu gundul yang menandai tepi luar kawah Lewotobi Perempuan. Dari sana, lanjutkan ke kanan selama 20 menit untuk mencapai tepi dalam kawah utama.

Kawah ini dihiasi kubah lava dengan warna kekuningan karena belerang. Puncak tertinggi Lewotobi Perempuan terletak sekitar 500 meter di luar kawah dan hanya dapat dicapai oleh pendaki berpengalaman, mengingat medannya cukup berbahaya.

  1. Perempuan atau Laki-laki? Pilih Salah SatuPuncak Lewotobi Laki-laki menyajikanpemandangan dramatis ke dalam kawah besar selebar 15 meter—sebuah lubang dalam menuju inti bumi. Membayangkan letusan yang berasal dari sana saja sudah membuat bulu kuduk merinding.

Namun, jalur turun dari puncak ini penuh tantangan: jalan curam dan banyak batu lepas yang licin. Pendaki akan kembali menuruni lereng hingga bertemu semak belukar eukaliptus, lalu menyusuri jalur kembali ke titik awal di Bawalatang.

Karena medan berat dan waktu tempuh yang lama, banyak pendaki memilih hanya mendaki satu puncak saja. Meski Lewotobi Laki-laki lebih pendek, panorama dari puncak Lewotobi Perempuan dianggap lebih memukau dan lebih layak untuk didaki. (enjo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.