Kupang, TERBITINDO.COM –Di usianya yang ke-79, Polri tak hanya merayakan eksistensi, tetapi juga mengukuhkan komitmen sebagai pelindung dan pelayan masyarakat.
Dalam momentum penuh makna ini, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan pentingnya sinergi antara Polri dan pemerintah daerah sebagai fondasi utama pembangunan berkelanjutan di Bumi Flobamorata.
“Polri untuk Masyarakat” bukan sekadar slogan, tapi janji suci yang terus digaungkan. Pada Hari Bhayangkara ke-79 yang diperingati secara khidmat di Lapangan Bhayangkara, Polda NTT, Selasa (1/07/2025), Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menekankan pentingnya membangun sinergi yang kuat antara Kepolisian dan Pemerintah Daerah.
Menurutnya, kolaborasi ini menjadi landasan penting bagi terciptanya masyarakat NTT yang aman, damai, sejahtera, dan berkelanjutan.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Johni Asadoma, unsur Forkopimda, jajaran TNI dan Polri, tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan perempuan.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki Laka Lena mengucapkan selamat kepada seluruh jajaran Polri di wilayah hukum Polda NTT.
Ia menyampaikan rasa bangga atas dedikasi dan profesionalisme yang ditunjukkan para personel Bhayangkara dalam menjaga keamanan di wilayah yang terdiri dari lebih dari 1.000 pulau ini.
“Semoga segenap jajaran Polri dapat terus meningkatkan peran dan pengabdian yang optimal dan profesional kepada bangsa dan negara, khususnya di Bumi Flobamorata yang kita cintai ini,” ujarnya.
Tema peringatan tahun ini, “Polri untuk Masyarakat”, menurut Gubernur, adalah cerminan nyata dari semangat pengabdian institusi Polri.
Di tengah era digital yang bergerak cepat, ekspektasi masyarakat terhadap lembaga penegak hukum semakin tinggi.
Oleh karena itu, Gubernur Melki menekankan pentingnya reformasi internal yang berkelanjutan, peningkatan sumber daya manusia, serta penguatan prinsip transparansi dan akuntabilitas di tubuh Polri.
“Tuntutan masyarakat terhadap Polri semakin tinggi. Polri terus berbenah, beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui reformasi internal dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia,” tegas Melki.
Ia meyakini bahwa dengan fondasi profesionalisme, institusi Polri dapat terus memperkuat kepercayaan publik yang menjadi modal utama dalam menjaga stabilitas dan keamanan daerah.
Gubernur juga mengingatkan bahwa usia 79 tahun merupakan perjalanan panjang penuh dinamika. Selama lebih dari tujuh dekade, Polri telah ditempa berbagai tantangan dan membuktikan diri sebagai institusi yang terus belajar dan berkembang.
Dalam perjalanannya, Polri tidak hanya bertransformasi secara struktural, tetapi juga secara kultural, demi menjawab tuntutan masyarakat yang semakin kompleks.
Polri Hadir Bersama Rakyat
Senada dengan Gubernur, Kapolda NTT Irjen. Pol. Dr. Rudi Darmoko, S.I.K., M.Si., menegaskan bahwa kehadiran Polri adalah untuk masyarakat.
Ia menekankan pentingnya pendekatan yang humanis, responsif, dan solutif dalam menangani persoalan di lapangan.
“Polri tidak berdiri di atas masyarakat, tetapi berdiri bersama-sama masyarakat,” ujarnya, menggarisbawahi peran Polri sebagai mitra yang sejajar dan bersahabat.
Irjen. Rudi Darmoko juga menyatakan bahwa bertambahnya usia bukan alasan untuk berhenti berbenah.
Justru, Polri harus semakin profesional, adaptif terhadap dinamika sosial, serta terbuka terhadap kritik.
Menurutnya, kemitraan strategis dengan masyarakat dan media menjadi kunci penting dalam membangun kepercayaan dan menciptakan ruang komunikasi yang sehat dan seimbang.
Puncak peringatan HUT Bhayangkara ke-79 ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Forkopimda NTT sebagai simbol rasa syukur dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Acara juga dimeriahkan dengan atraksi Drumb Band Polda NTT, pertunjukan baris berbaris, dan aksi Polisi Cilik dari SD Inpres Merdeka, Kabupaten Kupang.
Selain itu, diberikan penghargaan kepada anggota Polri berprestasi dari Polda dan Polres se-NTT, serta penyerahan hadiah berbagai lomba yang sebelumnya digelar untuk menyemarakkan peringatan tahunan ini. (enjo)
