Jakarta, TERBITINDO.COM – Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus diprioritaskan bagi daerah dengan angka stunting tinggi. Menurutnya, hal ini akan memastikan efektivitas program tanpa harus mengorbankan anggaran sektor lain yang juga penting.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan efisiensi anggaran melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025 tentang penghematan belanja dalam APBN dan APBD. Salah satu tujuannya adalah mengalokasikan dana untuk program MBG. Pemerintah berencana melakukan penghematan sebesar Rp 306,69 triliun, yang terdiri dari pemotongan Rp 256,1 triliun dari anggaran kementerian/lembaga serta Rp 50,59 triliun dari dana transfer ke daerah.
Agus Pambagio menegaskan bahwa efisiensi anggaran harus dilakukan dengan bijak agar tidak mengorbankan sektor lain.
“Jika anggaran tidak memungkinkan, janji kampanye tidak wajib dipaksakan. Program ini bisa dilakukan bertahap dengan memprioritaskan daerah yang paling membutuhkan,” ujar Agus kepada Beritasatu.com, Minggu (9/2/2025).
Ia menyarankan agar program ini difokuskan lebih dulu ke wilayah dengan angka stunting tinggi seperti Ambon, NTT, dan Aceh. Selain itu, tahap awal implementasi bisa dilakukan secara bertahap, misalnya hanya satu kali dalam seminggu.
Lebih lanjut, Agus menekankan pentingnya keseimbangan dalam kebijakan anggaran agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi sektor lain.
“Kesetaraan dan keseimbangan harus tetap dijaga. Jangan sampai kebijakan efisiensi justru merugikan sektor lain yang juga membutuhkan pendanaan,” tambahnya.
Dengan strategi yang tepat dan alokasi anggaran yang bijak, program Makan Bergizi Gratis bisa memberikan manfaat maksimal tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan lainnya. (Tere)
