Jakarta, TERBITINDO.COM – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kembali menunjuk Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) untuk periode 2025–2030. Keputusan ini diumumkan dalam pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Dengan penunjukan tersebut, Hasto resmi melanjutkan masa jabatan ketiganya sejak pertama kali dipercaya sebagai sekjen pada 2015.
Wakil Sekjen Bidang Komunikasi PDIP, Adian Napitupulu, mengungkapkan cerita di balik penunjukan itu. Saat susunan pengurus dibacakan oleh Yoseph Aryo Adhi Dharmo, posisi sekjen masih dibiarkan kosong sehingga menimbulkan tanda tanya di kalangan elite partai.
Prananda Prabowo dan Yoseph Aryo kemudian langsung bertanya kepada Megawati mengenai siapa yang akan menduduki jabatan penting tersebut. Dengan singkat, Megawati menjawab, “Ya, Mas Hasto.” Ucapan itu sontak disambut tepuk tangan meriah dan senyum lega para kader.
Hasto pun naik ke panggung menerima mandat, diiringi sorak dukungan. Tak lama setelah itu, Megawati mengingatkan seluruh pengurus untuk segera bekerja di lapangan.
“Semua pengurus harus turun ke bawah, temui rakyat, dengarkan aspirasi mereka,” ujar Adian menirukan pesan sang ketua umum.
Sebelum resmi dipilih kembali, Hasto sempat merangkap tugas sekjen dan ketua umum sementara dalam Kongres VI PDIP di Badung, Bali, 2 Agustus 2025. Namanya menjadi sorotan setelah divonis 3 tahun 6 bulan penjara dalam kasus suap terkait Harun Masiku. Namun, hanya beberapa hari berselang, Presiden Prabowo Subianto memberikan amnesti pada 31 Juli 2025, sehingga Hasto kembali bebas berpolitik.
Keputusan Megawati mempercayakan lagi posisi sekjen kepada Hasto di tengah kontroversi ini menunjukkan betapa besar keyakinannya pada loyalitas dan kapasitas politik Hasto.
Respons Elite PDIP
Ganjar Pranowo, Ketua DPP Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah PDIP, menilai keputusan tersebut sangat strategis.
“Situasi politik nasional saat ini tidak biasa. Ibu Mega tentu mempertimbangkannya dengan matang,” ujar Ganjar.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus menegaskan bahwa keputusan Megawati merupakan sinyal politik penting.
“Pesannya jelas: kader PDIP tidak bisa dikriminalisasi. Kami siap melawan kekuasaan yang menindas,” tegasnya.
Ia menambahkan, isu regenerasi jabatan sekjen adalah urusan internal partai.
“Kalau ingin anak muda memimpin, silakan buat partai baru. PDIP punya mekanisme regenerasi sendiri,” katanya.
Pandangan Pengamat
Pengamat komunikasi politik, Hendri Satrio, menilai keputusan Megawati sudah dapat diprediksi. Menurutnya, loyalitas Hasto yang teruji dan kedekatannya dengan Megawati membuatnya tetap menjadi pilihan utama.
“Selama Megawati merasa nyaman dengan Hasto, posisi sekjen hampir pasti tidak akan diberikan kepada orang lain,” ujar Hendri.
Ia menekankan, kestabilan kepemimpinan menjadi kunci PDIP menghadapi agenda besar ke depan, termasuk Pemilu 2029. (ns).
