NTT, TERBITINDO.COM – Kasus penipuan yang dialami Mattew, wisatawan asal Inggris, pada Minggu (20/7/2025) di Labuan Bajo, menjadi pukulan telak bagi citra pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT).
Peristiwa memalukan ini membuka mata banyak pihak akan pentingnya merawat kepercayaan wisatawan melalui tindakan nyata dari masyarakat, pelaku pariwisata, dan pemerintah.
Labuan Bajo, destinasi ternama dengan panorama laut dan alam yang menawan, harus tercoreng oleh aksi seorang sopir tak bertanggung jawab. Mattew (35) bersama rekannya terpaksa menanggung pengalaman buruk di tengah liburan impian menjelajah keindahan bahari Flores.
Tak butuh waktu lama, kabar ini menyebar luas di kalangan warga dan pegiat wisata. Aparat Polres Manggarai Barat bergerak cepat mengamankan Mattew dan menindak pelaku penipuan.
Respon sigap ini menegaskan bahwa di tengah pesatnya perkembangan pariwisata, Labuan Bajo tetap mengutamakan keamanan dan kenyamanan wisatawan mancanegara.
Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat, Aloysius Suhartim Karya, mewakili masyarakat Labuan Bajo menyampaikan permohonan maaf. Dalam pernyataan pada Jumat (25/7/2025), ia menyesalkan kejadian tersebut.
“Atas nama masyarakat Labuan Bajo Flores, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Ini menjadi tamparan keras bagi semangat kami yang selalu berusaha memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan,” ujarnya.
Aloysius menegaskan, urusan keamanan wisata tidak semata-mata tugas kepolisian, tetapi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
Ia menekankan bahwa reputasi baik Labuan Bajo dibangun dari budaya ramah dan sikap menghargai tamu yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Ia juga mengimbau wisatawan untuk selalu menggunakan jasa pemandu resmi demi menghindari penipuan.
“Silakan gunakan jasa pramuwisata bersertifikat dengan tanda pengenal resmi. Pesanlah paket perjalanan hanya melalui agen resmi yang terdaftar agar perlindungan hukum dan kenyamanan terjamin,” tegasnya.
Selain itu, Aloysius juga meminta para sopir, pemandu, awak kapal, pekerja hotel hingga pelaku usaha kuliner untuk terus memberikan pelayanan terbaik. Baginya, kepercayaan wisatawan hanya bisa diraih dengan layanan yang berkualitas, bukan sekadar promosi.
Pentingnya Informasi Terpercaya
Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Frans Teguh, turut menyoroti insiden ini.
Ia menekankan bahwa wisatawan harus selalu mengandalkan informasi valid sebelum bepergian. Menurutnya, pariwisata adalah industri kepercayaan yang bertahan dengan ekosistem informasi yang akurat.
Frans mengajak para turis agar tak segan bertanya kepada pemerintah daerah maupun Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terkait agen perjalanan dan rekomendasi mitra resmi.
“Industri ini dibangun atas dasar kepercayaan. Karena itu, wisatawan harus teliti, terutama terkait biaya dan legalitas penyelenggara. Jangan hanya tergiur harga murah tanpa memastikan keabsahannya,” jelasnya di Labuan Bajo, Minggu (27/7/2025).
Frans juga menyinggung tantangan era pascakebenaran, di mana fakta kerap tertutup oleh kabar bohong di media sosial.
Ia mengingatkan pentingnya wisatawan lebih cermat memverifikasi informasi, karena persepsi buruk sulit dihapus jika rumor lebih dulu menyebar.
“Isu Labuan Bajo tidak aman bisa dicegah bila wisatawan lebih kritis. Media sosial kadang menutupi fakta dengan rumor yang menyesatkan,” katanya.
Menjaga Nama Baik Labuan Bajo
Labuan Bajo memiliki kekuatan bukan hanya dari keindahan alamnya, tetapi juga dari masyarakat yang peduli, pelaku wisata yang mau berbenah, dan pemerintah yang tanggap.
Kejadian ini menjadi peringatan bahwa transformasi Labuan Bajo sebagai ‘Bali Baru’ harus diimbangi dengan pembangunan sumber daya manusia dan tata kelola destinasi yang bersih dari praktik penipuan.
Dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat—pada 2024 tercatat 182 ribu kunjungan wisatawan asing—maka keamanan dan kenyamanan wajib menjadi prioritas bersama.
Baik masyarakat, pelaku wisata, maupun wisatawan sendiri memiliki peran penting dalam menjaga reputasi Labuan Bajo sebagai mutiara Nusa Tenggara Timur. (abet)
