Sekolah Rakyat Kini Jangkau Anak Komunitas Adat Terpencil, Bukan Hanya Keluarga Miskin

by -695 Views

Jakarta, TERBITINDO.COM — Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, tetapi juga akan menyasar anak-anak dari komunitas adat terpencil (KAT).

Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperluas akses pendidikan ke pelosok negeri, tanpa terkecuali.

Dalam tahap awal pelaksanaannya, Sekolah Rakyat akan memprioritaskan anak-anak dari keluarga prasejahtera yang terdaftar dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).

Fokus utamanya tertuju pada kelompok DSIL 1 dan DSIL 2, yakni mereka yang berada pada level kemiskinan paling ekstrem.

Ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mengatasi ketimpangan pendidikan secara struktural.

Namun demikian, Gus Ipul mengungkapkan bahwa pemerintah juga telah menangkap aspirasi masyarakat dari berbagai wilayah yang ingin mendirikan Sekolah Rakyat berbasis kearifan lokal.

Sekolah ini nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan dan budaya komunitas adat terpencil seperti Suku Anak Dalam di Jambi dan kelompok serupa di daerah lain.

“Ini bentuk nyata dari kebijakan afirmatif yang kami jalankan, agar pendidikan bisa menjangkau lebih luas lagi, termasuk anak-anak dari komunitas adat terpencil. Insya Allah ini sudah menjadi bagian dari agenda pemerintah,” ujarnya pada Rabu, 2 Juli 2025.

Program Sekolah Rakyat disiapkan sebagai sarana pendidikan gratis yang menyeluruh—meliputi fasilitas asrama, makan harian, serta pembinaan karakter.

Model ini diharapkan dapat menjawab tantangan ketimpangan akses pendidikan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah terisolasi atau sangat tertinggal.

Program ini dijadwalkan mulai berjalan pada tahun ajaran baru 2025/2026, tepatnya 14 Juli 2025.

Seluruh pembiayaan akan ditanggung negara, sehingga anak-anak yang terpilih bisa belajar tanpa harus memikirkan biaya.

Mengapa Sekolah Rakyat Sangat Penting?

  • Memutus rantai kemiskinan: Pendidikan yang berkualitas memberi peluang bagi anak-anak miskin ekstrem untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
  • Kesetaraan akses: Anak-anak dari komunitas adat terpencil kini memiliki kesempatan yang sama dengan anak-anak di kota besar.
  • Memuliakan wong cilik: Program ini selaras dengan visi Presiden Prabowo untuk memberikan perhatian lebih pada wilayah tertinggal dan masyarakat yang selama ini belum tersentuh layanan pendidikan memadai. (ns)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.