Fakfak, TERBITINDO.COM – Sebuah geliat baru tengah tumbuh di Pulau Bonyum, Kampung Brongkendik, Distrik Fakfak Tengah, Papua Barat.
Pulau kecil yang diyakini sebagai salah satu titik awal penyebaran agama Katolik di Tanah Papua ini mulai disiapkan sebagai destinasi wisata religi.
Pembangunan Gua Maria oleh Pemuda Katolik Komisariat Cabang Fakfak menjadi langkah awal yang menandai cita-cita besar itu.
Proses pembangunan dimulai sejak Jumat pekan lalu dengan mengumpulkan batu kali dan pasir dari Kampung Sakartemen.
Bahan-bahan dasar itu kemudian diangkut menggunakan perahu menuju Pulau Bonyum, menempuh perjalanan yang tak selalu mudah karena harus menyesuaikan dengan kondisi pasang surut air laut.
Namun, cuaca bersahabat dan gelombang yang tenang membuat proses pengangkutan berjalan lancar.
“Ini bukan sekadar proyek fisik. Ini adalah upaya untuk menghidupkan kembali sejarah iman Katolik di Fakfak,” ujar Ketua Pemuda Katolik Fakfak Bartolomeus Nauri, saat ditemui di lokasi pembangunan. Senin (30/06/2025).
Ia menjelaskan bahwa pembangunan tahap pertama akan difokuskan pada pemasangan pondasi Gua Maria setelah seluruh material tersedia.
Antusiasme umat Katolik di Fakfak menjadi motor penggerak utama proyek ini. Sejak hari pertama, warga terlibat langsung dalam proses pengumpulan dan pengangkutan material.
Menurut Bartolomeus, semangat gotong royong menjadi kekuatan yang tak ternilai dalam mewujudkan mimpi bersama itu.
“Kami memulai dengan semangat persaudaraan. Harapan kami, semangat ini terus hidup sampai Gua Maria ini berdiri kokoh,” ucapnya dengan optimis.
Ia menargetkan pembangunan bisa rampung sebelum akhir tahun 2025, mengingat tingginya partisipasi umat dalam setiap tahap pengerjaan.
Meski sebagian besar pembiayaan berasal dari swadaya umat, pihak penyelenggara tetap membuka harapan atas dukungan dari Pemerintah Kabupaten Fakfak.
Bartolomeus menyatakan bahwa keterlibatan pemerintah akan mempercepat pengembangan kawasan ini sebagai ikon wisata religi Fakfak.
“Kami ingin Pulau Bonyum ini dikenal bukan hanya sebagai tempat ziarah, tetapi juga menjadi kebanggaan religius dan budaya masyarakat Fakfak,” tegasnya.
Selain nilai sejarahnya yang tinggi, Pulau Bonyum juga disebut-sebut memiliki potensi ekologis sebagai kawasan cagar alam.
Kombinasi antara spiritualitas, sejarah, dan keindahan alam menjadi daya tarik utama yang bisa dikembangkan lebih jauh ke depan.
Dengan pembangunan Gua Maria yang terus berjalan dan partisipasi aktif masyarakat yang tak surut, Pulau Bonyum tengah melangkah menuju perannya sebagai pusat religi Katolik di Papua Barat.
“Kami berdoa agar pekerjaan ini terus berlangsung aman dan lancar. Kepada seluruh umat Katolik, mari kita terus bersatu dan bekerja sama demi mewujudkan impian bersama ini,” tutup Bartolomeus penuh harap. (enjo)





