Fenomena Kematian 100 Ton Ikan di Waduk Jatiluhur: KKP Terjun Langsung Investigasi

by -3274 Views
Waduk

Jakarta, TERBITINDO.COM – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bergerak cepat turun ke lapangan guna menyelidiki penyebab kematian massal ikan di Waduk Jatiluhur.

Kejadian yang menewaskan sekitar 100 ton ikan ini diperkirakan akibat perubahan kondisi lingkungan perairan yang dipicu oleh cuaca ekstrem.

Fenomena Alam atau Kesalahan Pengelolaan?

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, menegaskan bahwa fenomena kematian ikan massal ini terjadi setiap tahun dan seharusnya bisa dicegah.

Menurutnya, salah satu penyebab utama adalah fenomena upwelling, yaitu naiknya massa air dari dasar waduk yang menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen secara drastis.

Namun, tim KKP juga menemukan bahwa penggunaan Keramba Jaring Apung (KJA) di waduk sudah melampaui kapasitas yang direkomendasikan.

“KKP selalu mengingatkan pentingnya penyesuaian jumlah KJA dengan daya dukung lingkungan serta periode budidaya yang sesuai. Penyuluh kami rutin mendampingi pembudidaya agar kejadian seperti ini tidak terus berulang,” ujar Tebe dalam siaran resmi KKP, Senin (10/2).

Kerugian Mencapai Rp 2,2 Miliar, Petani Ikan Diminta Waspada

Total ikan yang mati di Waduk Jatiluhur diperkirakan mencapai 100 ton dengan nilai kerugian sekitar Rp 2,2 miliar. Mayoritas ikan yang terdampak adalah ikan mas, dengan asumsi harga pasar saat ini sekitar Rp 22 ribu per kilogram.

Lokasi kejadian tersebar di beberapa titik, di antaranya Kampung Pasir Kole Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, serta Kampung Citerbang Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani.

Direktur Ikan Air Tawar, Ujang Komarudin, yang turun langsung ke lokasi bersama tim Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta, mengungkapkan bahwa para pembudidaya sebenarnya sudah mengetahui risiko cuaca ekstrem dan upwelling.

Namun, banyak yang tetap menahan panen demi mendapatkan ukuran ikan yang lebih besar.

“Seharusnya panen total atau panen awal bisa menjadi langkah antisipasi agar kerugian tidak semakin besar. Apalagi ikan mas sangat bergantung pada kestabilan pasokan oksigen terlarut di perairan,” jelas Ujang.

Langkah Pencegahan

Sebagai langkah penanganan, KKP merekomendasikan agar aktivitas budidaya di Waduk Jatiluhur dihentikan sementara hingga kondisi perairan kembali stabil.

Selain itu, ikan yang mati harus segera diangkat dan dikubur untuk mencegah pencemaran lebih lanjut.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, juga mengimbau para pembudidaya untuk menerapkan praktik budidaya berkelanjutan yang ramah lingkungan guna menjaga ekosistem perairan tetap sehat dan produktif. (Enjo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.