Mahasiswa KKN Desa Nenu, Dorong Ketahanan Pangan Desa dengan Olah Sampah Jadi Pupuk

by -832 Views

NTT, TERBITINDO.COM – Suasana Dusun Teruk, Desa Nenu, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai pada Kamis, 11 September 2025, terasa berbeda dari biasanya.

Warga berbondong-bondong mengikuti kegiatan bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

Mereka tidak sekadar berkumpul, melainkan belajar langsung bagaimana mengolah sampah organik menjadi pupuk bernilai guna.

Program ini merupakan bagian dari KKN Tematik yang digagas kampus dengan fokus pada empat isu utama: perbaikan asupan gizi, pencegahan pernikahan dini, perbaikan sanitasi, serta penyediaan air bersih.

Dari semua itu, kegiatan membuat pupuk organik menjadi salah satu wujud nyata yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Pupuk racikan mahasiswa ini dirancang sederhana namun berdampak besar. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti dedaunan kering, hijau, serta kotoran hewan, mereka berhasil menciptakan media penyubur tanaman yang ramah lingkungan.

Harapannya, pupuk tersebut mampu mendorong produktivitas kebun warga, menghasilkan sayuran dan buah-buahan yang lebih sehat, sekaligus memperkaya gizi keluarga.

Tidak berhenti pada hasil, kegiatan ini juga difokuskan pada proses pembelajaran. Mahasiswa tidak hanya menunjukkan cara mengolah sampah organik, tetapi juga melibatkan warga untuk mencoba langsung.

Edukasi ini menjadi investasi penting agar masyarakat bisa meneruskan praktik tersebut secara mandiri, sehingga ketahanan pangan desa tidak bergantung pada bantuan luar.

Dukungan warga tampak jelas dalam antusiasme mereka. Kepala Dusun Teruk, Monika Teheng, bahkan menyampaikan rasa terima kasih atas inisiatif mahasiswa.

“Kami sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Selain bisa belajar langsung, pupuk ini juga sangat bermanfaat untuk kebun kami,” ujarnya penuh semangat.

Inisiatif ini sekaligus memperlihatkan bagaimana mahasiswa KKN mampu menghubungkan ilmu akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat.

Dari desa kecil di Manggarai, lahirlah upaya kolaboratif yang tidak hanya menyelesaikan persoalan gizi, tetapi juga memberi dampak positif pada kelestarian lingkungan serta kesejahteraan warga. ***