Solo, TERBITINDO.COM – Presiden Prabowo Subianto menutup Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2025 di Solo dengan gaya khasnya: penuh guyonan, sindiran tajam, dan semangat optimisme.
Minggu malam, 20 Juli 2025, di Edupark Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prabowo berdiri di hadapan para elite partai politik. Hadir di sana Kaesang Pangarep yang baru terpilih memimpin PSI, Zulkifli Hasan dari PAN, hingga Bahlil Lahadalia yang kini menakhodai Golkar.
Mengawali pidato, Prabowo menyoroti betapa beratnya menjadi nakhoda partai di tanah air. Dengan nada santai, ia mengingatkan bahwa jabatan ketua umum bukan hanya soal gengsi, tapi juga perjuangan penuh pengorbanan.
“Mau ketua umum, sekjen, wakil sekjen, semua capeknya sama. Jabatan boleh mentereng, tapi beban utangnya juga sama!” selorohnya yang langsung memancing tawa para hadirin.
Prabowo juga sempat menyinggung para pemimpin partai lain yang menurutnya kerap tampil penuh senyum, padahal memikul beban berat di balik layar.
“Kalau partai kumpul, kelihatannya rukun. Senyum semua. Tapi senyum itu kadang terpaksa — karena di belakangnya utang masih numpuk!” katanya, disambut gelak tawa.
Tak lupa, Prabowo menanggapi aksi demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap yang sempat marak. Ia menyebut gerakan itu lahir dari mereka yang ingin negeri ini selalu gaduh.
“Mereka yang teriak Indonesia gelap itu koruptor, tukang bikin gaduh. Padahal Indonesia ini terang benderang! Masa depan kita cerah!” tegasnya lantang, disambut sorak-sorai kader PSI.
Momen kocak muncul saat Prabowo hampir salah sebut Bahlil Lahadalia sebagai Ketum Gerindra, sebelum buru-buru mengoreksi.
“Aduh, saya hampir nyebut Pak Bahlil Ketum Gerindra. Beliau ini Ketum Golkar, Menteri ESDM lagi. Ya kalau bingung begini, mending fusi aja semua partai jadi satu!” candanya, yang lagi-lagi membuat suasana hangat.
Tak hanya urusan partai, Prabowo juga menyoroti maraknya komentar ‘ahli’ di media sosial dan podcast yang mengaku paham isi pikirannya.
“Lucu juga saya denger podcast yang sok tau. Katanya ngerti isi kepala Prabowo Subianto. Lah saya aja enggak ngerti kok!” selorohnya lagi.
Di hadapan ribuan peserta kongres, ia menegaskan pentingnya menebar optimisme, bukan pesimisme yang menakut-nakuti rakyat agar lari ke luar negeri.
“Mereka bilang, kabur aja. Emangnya gampang kabur? Di luar negeri juga enggak gampang! Lebih baik kita beresin negara ini sama-sama,” ujarnya penuh semangat.
Menjelang akhir pidato, Prabowo menyoroti logo baru PSI yang kini memakai gambar gajah — simbol yang ternyata punya makna khusus baginya.
“PSI ini luar biasa, bisa tahu saya suka gajah. Di Hambalang, lambang gajah ada di mana-mana. Bahkan saya punya lahan ribuan hektare di Aceh, sebagian besar saya kasih buat konservasi gajah. WWF minta 10.000 hektare, saya kasih 20.000!” ungkapnya bangga.
Prabowo pun menutup pidato dengan pesan untuk tetap solid dalam perbedaan.
“Biar beda baju, beda partai, kita tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika!” pungkasnya disambut tepuk tangan meriah. (ns)
