Masjid Sebagai Pusat Pembinaan Keluarga, Kemenag Luncurkan Program FOREMOST

by -889 Views

Jakarta, TERBITINDO.COM – Kementerian Agama (Kemenag) resmi memperkenalkan program inovatif bernama Family Orientation at the Mosque’s Site (FOREMOST).

Program ini dirancang untuk memperkuat peran masjid, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat ketahanan dan pembinaan keluarga.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menegaskan langkah ini sebagai upaya jangka panjang Kemenag untuk memperluas fungsi masjid dalam kehidupan sosial masyarakat.

“Masjid perlu kita arahkan ulang menjadi pusat pemulihan jiwa dan pembentukan karakter umat. Dan keluarga adalah fondasi utama yang harus diperkuat,” ujar Menag saat menutup Saraloka Kemasjidan sekaligus meresmikan Kick-Off Program FOREMOST di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Menag juga menggarisbawahi bahwa krisis spiritual dan sosial yang saat ini melanda masyarakat tidak cukup diatasi hanya dengan kebijakan sektoral.

Diperlukan sentuhan langsung melalui institusi keagamaan, khususnya masjid, untuk menjangkau keluarga sebagai inti masyarakat.

“Masjid tidak cukup hanya menjadi tempat salat. Ia juga harus berfungsi sebagai pusat edukasi, konseling, layanan spiritual, dan pembinaan keluarga,” tegasnya.

Lebih jauh, Menag berharap ke depan setiap masjid dapat menjadi ruang pemulihan batin, penguatan moral, hingga pelayanan rohani yang menyatukan umat.

“Mari kita ubah perspektif kita. Masjid bukan semata tempat ritual, tetapi juga pusat peradaban. Bukan hanya tempat berkumpul, melainkan ruang membina dan mempererat kebersamaan,” tandasnya.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa FOREMOST akan menjadi model nasional pembinaan keluarga berbasis masjid.

“Program ini dibangun sebagai platform kolaboratif antara takmir masjid, penyuluh agama, dan mediator keluarga,” ungkapnya.

Menurut Abu, peran masjid akan semakin nyata melalui program-program rutin, seperti edukasi peran orang tua, bimbingan pranikah, konseling rumah tangga, hingga literasi ekonomi keluarga.

“Program ini dirancang untuk menjawab akar persoalan keluarga modern secara langsung,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi berbagai pihak demi keberhasilan program ini.

“Kami mengembangkan skema kolaborasi pentahelix agar pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, dan media dapat bergerak bersama,” katanya.

Lebih jauh, Abu menjelaskan bahwa FOREMOST juga hadir untuk merespons isu-isu kekinian seperti menurunnya angka pernikahan, rapuhnya ketahanan keluarga, krisis pengasuhan anak, hingga menipisnya ikatan spiritual dalam keluarga.

“Dengan pendekatan kontekstual berbasis nilai-nilai Islam, FOREMOST diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk memperkuat keluarga di Indonesia,” pungkasnya. (ns)