Program MBG: Dorong Ekonomi UMKM dan Bangun Ekosistem Pangan Berkelanjutan

by -9797 Views
Maman Abdurrahman

Jakarta, TERBITINDO.COM — Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak, tetapi juga membawa dampak ekonomi yang luas. Program ini menciptakan efek berantai yang menggerakkan roda ekonomi nasional, khususnya bagi UMKM di sektor pangan dan makanan.

“Dengan MBG, perputaran ekonomi akan terjadi di setiap desa, menciptakan peluang usaha baru dan memperkuat ekosistem UMKM,” ujar Maman dalam acara groundbreaking pembangunan Center of Excellence Program MBG di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Selasa (11/2).

Dampak Ekonomi dan Penguatan UMKM

Menteri Maman menekankan bahwa hampir semua aspek dalam rantai pasok Program MBG melibatkan pelaku UMKM, mulai dari produksi bahan pangan hingga distribusi. Dengan demikian, program ini tidak hanya sekadar memberikan bantuan pangan, tetapi juga membangun ekosistem usaha yang berkelanjutan.

“Kita sedang menciptakan ekosistem usaha baru di sektor pangan. UMKM mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan peluang usaha yang lebih besar,” tambahnya.

Tiga Skema Strategis untuk Keberlanjutan MBG

Agar program ini berjalan efektif dan berkelanjutan, Kementerian UMKM telah menyiapkan tiga skema utama:

  1. Peningkatan Manajemen dan Produksi UMKM
    Kementerian akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaku UMKM yang terlibat, memastikan standar produksi dan manajemen operasional berjalan optimal.
  2. Dukungan Pembiayaan
    Mengantisipasi kendala realisasi anggaran, Kementerian UMKM berkoordinasi dengan perbankan Himbara untuk menyediakan skema pembiayaan bridging bagi pelaku usaha.
  3. Penguatan Ekosistem Usaha
    MBG bukan hanya program jangka pendek, tetapi juga dirancang untuk menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan di sektor pangan, berdampingan dengan subsektor lain seperti industri kreatif dan fesyen.

Kolaborasi dengan Kampus dan Riset untuk UMKM

Menteri Maman juga menyoroti pentingnya peran akademisi dalam mendukung UMKM melalui riset dan inovasi. Ia melihat peluang besar dalam kerja sama dengan kampus, termasuk IPB, untuk mengembangkan teknologi dan model bisnis di sektor pangan dan pertanian.

“Pendekatan ini harus berbasis bisnis (Business to Business), agar hasil riset benar-benar dapat diterapkan dan memberikan dampak ekonomi nyata,” tegasnya.

Dengan strategi yang terintegrasi, Program MBG diharapkan menjadi lokomotif pertumbuhan UMKM sekaligus pilar ketahanan pangan nasional. (Enjo)