Jakarta, TERBITINDO.COM — Kekecewaan orang tua mahasiswa penerima beasiswa Otonomi Khusus (Otsus) Papua tampaknya belum reda.
Harapan yang mereka gantungkan pada program ini berubah menjadi kekecewaan mendalam, terutama saat persoalan beasiswa tersebut memengaruhi nasib anak-anak mereka di luar negeri maupun di Jawa.
Pada kampanye tatap muka calon gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM), di Perumahan Polda Buper Waena, Distrik Heram, Senin (28/10/2024), salah satu orang tua mahasiswa, Inamua Buay, mengungkapkan kekecewaannya.
Ia meluapkan keresahannya terkait nasib mahasiswa penerima beasiswa Otsus yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup di perantauan.
“Saya sangat kecewa dengan beasiswa Otsus. Tahun 2023, anak-anak kami yang kuliah di luar negeri dan di Pulau Jawa terpaksa kami perjuangkan.
Kami sampai bermalam di Kantor Gubernur Papua demi mendapatkan kejelasan soal uang beasiswa mereka,” ungkap Inamua.
Ia menegaskan bahwa orang tua hanya ingin anak-anak mereka mendapatkan hak yang telah dijanjikan. “Kami minta, jika BTM terpilih sebagai gubernur Papua, mohon perhatikan nasib anak-anak kami,” harapnya.
Dalam dialog itu, Inamua juga meminta BTM untuk memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Khusus Papua agar hak-hak mahasiswa tidak diabaikan.
“Saya menangis, anak saya di Jawa harus bayar kos tanpa ada kepastian biaya hidup yang dijanjikan. Mereka bahkan tidur di pinggir jalan. Kami orang tua hanya bisa menangis melihat kondisi mereka dari jauh,” tuturnya pilu.
Ia berharap dialog ini menjadi momentum bagi BTM untuk mendengar dan membawa perubahan bagi mahasiswa Papua di perantauan.
Menanggapi aspirasi tersebut, BTM menyampaikan pengalamannya selama dua periode sebagai Wali Kota Jayapura.
Ia menjelaskan bahwa selama masa kepemimpinannya, beasiswa untuk mahasiswa Papua yang kuliah di luar negeri telah berjalan dengan baik.
Ia juga menyebut adanya kerja sama dengan Universitas Satya Wacana di Salatiga.
“Selain mengisi ilmu, kami juga fokus pada pembinaan iman. Mahasiswa yang memiliki IP 3 hingga 4 bahkan kami kirim belajar ke universitas-universitas ternama di Amerika Serikat,” jelas BTM.
Namun, ia berjanji akan mengevaluasi program beasiswa luar negeri secara menyeluruh.
“Keluhan para orang tua dan tangisan mama hari ini akan menjadi prioritas. Saya akan melakukan evaluasi total agar anak-anak Papua yang belajar di luar negeri bisa mendapatkan hak mereka dengan baik,” tegasnya.
BTM juga menekankan pentingnya memperbaiki sistem agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Saya akan memperbaiki segala kekurangan. Saya tidak ingin lagi mendengar orang tua harus tidur di kantor gubernur atau anak-anak Papua terpaksa tidur di jalan di negeri orang,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin menyalahkan pemimpin sebelumnya.
Sebagai seorang birokrat dan calon pemimpin, “tugas saya bukan untuk menyalahkan, tapi melanjutkan dan memperbaiki apa yang sudah dilakukan oleh pejabat sebelumnya,” pungkasnya.
Dengan janji evaluasi total ini, BTM berusaha meyakinkan masyarakat Papua bahwa program beasiswa Otsus akan diperbaiki agar lebih efektif dan tepat sasaran, memberikan harapan baru bagi mahasiswa Papua dan orang tua yang menanti kepastian. (Fransiskus J.)